Senin, 26 Agustus 2013

No Childish Boy (Part 1)




Title : No Childish Boy (Part 1)

Author : Shin Eun So

Genre : Comedy, Romance

Main cast :
-         Park Hyun Ra (OC)
-         Kwon Ji Yong (GD) as Kwon Ji Yong
-         And other casts


Anyoeng chingu.. kali ini author kembali dengan FF baru dengan cast baru pula.. masih dengan genre yang unyu-unyu, - comedi maksudnya, hee-. Di sini author menjadikan Akang GD sebagai main cast nya, coz wajahnya yang imut-imut itu lo cocok banget sama tokoh utama dalam ff kali ini. By the way, ini adalah ff kedua author, walaupun ff Grace of Love belum selesai, tapi semoga saja author ga kehabisan ide untuk melanjutkan kisah-kisah berikutnya.

Note : Ini adalah karya  asli hasil pertapaan author – murni pemikiran sendiri- bukan plagiat atau menjiplak. kalaupun ada kesamaan cerita atau castnya, itu murni karena faktor ketidkasengajaan.

Happy reading … maaf sebelumnya kalau readers banyak kesandung typo.


~HYUN RA POV~
          “Park Hyun Ra!” Terdengar suara tak asing yang meneriakkan namaku dari belakang. Aku memutar badan dan menoleh kearah seorang gadis yang tengah berlari tergopoh-gopoh ke arahku.
          “Hyun Ra..hoshh..hoshh…Sel..amat.” Aku mengernyitkan alis, tak mengerti pembicaraan sahabatku yang bernama Jong Mi ini di tengah nafasnya yang tak beraturan.
          “Atur nafasmu dulu, baru bicaralah dengan jelas.” Pintaku seraya memandang wajahnya yang berkeringat  sehabis berlari.
          “Kau sih, kupanggil berapa kali, tapi tak mendengar.” Rutuk Jong Mi
          “Memang ada apa?” Kali ini aku menatapnya penasaran.
          “Hmmm..lihat ini.” Jong Mi mengibas-ngibaskan sebuah ampol cokelat di depan wajahku. Aku hanya memandangnya heran.
          “Tadi pagi, saat kau sudah pergi ke kampus. Aku menemukan amplop ini di depan apartemenmu. Lalu…”
          “Kau membuka dan membacanya? Yaa.. sudah ku bilang jangan membuka barang-barang pribadiku sebelum mendapat izin dariku.” Aku berucap dengan raut kesal. Dari dulu sahabatku ini memang memiliki kebiasaan buruk menyentuh hak pribadi orang tanpa meminta izin terlebih dulu.
          “Itu karena aku sangat penasaran Hyun Ra ah.” Ucap Jong Mi dengan mimik wajah se-aegyo mungkin. Aku mendesah tertahan mendengar alasan yang sudah bisa kutebak.
          “Tapi seharusnya kau berterimakasih padaku, kalau kau yang membuka amplop ini sendirian, mungkin kau bisa pingsan.” Tambahnya kembali.
          “Yaa, mana mungkin hanya karena membuka amplop aku bisa pingsan. Sini, serahkan amplop itu.” Aku mencoba mengambil paksa amplop itu dari Jong Mi, tapi pergerakkan tangannya yang lebih gesit segera meyembunyikan amplop itu di belakang badannya.
          “Biar aku yang mengatakan secara langsung kepadamu.” Ucap Jong Mi setengah memaksa.
          “Oh ayolah Jong Mi ah jangan membuatku pusing, sebentar lagi aku akan masuk kuliah.” Aku memelas kepadanya, namun ia hanya tertawa melihat ekspresiku.
          “Selamat Nyonya Park, sebentar lagi kau akan resmi bekerja di Kwon Group.” Ucap Jong Mi dengan nada seformal mungkin seraya mengulurkan tangannya ke arahku.
          Mulutku membulat, mataku mengerjap beberapa kali, hingga hanya ada satu kata yang sanggup keluar dari mulutku  “ A..aku…..”
          “Ya Hyun Ra, lamaran pekerjaanmu diterima perusahaan Kwon Group, dan kau dipinta untuk datang ke sana besok.” Tegas Jong Mi dengan menekankan ucapannya pada Kwon Group.
          Aku menggeleng-gelengkan kepalaku cepat, kemudian menjitak bagian pelipisku berapa kali hingga terasa sakit. Ah ternyata ini bukan mimpi. Bekerja di Kwon Group memang impianku sejak dulu,  sebuah perusahaan sukses di Korea Selatan dengan gajih pegawai di atas rata-rata . Taka ada hujan tak ada badai, tiba-tiba saja kenyataan menggembirakan ini menyapaku. Aku diterima bekerja di Kwon Group.
          Park Hyun Ra, begitulah nama yang sudah aku sandang sejak lahir. Seorang gadis yang dibesarkan dari keluarga sangat sederhana, ayahku hanyalah seorang buruh pabrik, dan ibuku  seorang tukang laundry. Dilihat dari profesi kedua orang tuaku, sudah bisa ditebak bagaimana kehidupan ekonomi keluarga kami. Sejak kecil, aku tidak pernah merasakan yang namanya kehidupan anak-anak pada umumnya, tak ada mainan mewah, tak ada makan-makanan enak, bahkan tak ada uang jajan. Tapi siapa bilang kalau kehidupanku menderita. Tuhan telah menunjukkan keadilannya padaku, sejak kecil aku dikaruniai otak yang cerdas, berbagai prestasi di bidang akademik pun telah banyak kutorehkan. Karena IQ ku yang tinggi jualah, aku tak pernah dikucilkan dari pergaulan.
          Dan sekarang, tepat ketika aku berusia 21 tahun, aku telah berhasil menyandang status sebagai mahasiswa tahun ke 3 di Seoul University, jurusan manajemen bisnis. Bukan hal yang mudah untuk menjadi mahasiswa di salah satu universitas terbaik di korea ini. Demi mendapatkan beasiswa, aku harus bersaing dengan ratusan kepala manusia yang memiliki tujuan sama denganku, yaitu kuliah gratis di universitas bergengsi. Namun lagi-lagi keberuntungan berpihak padaku, aku pun menjadi salah seorang yang sah memakai almameter kebanggan kampus ini.
          Hari ini, kabar menggembirakan kembali menghampiriku. Lamaran pekerjaan yang aku kirimkan seminggu lalu ke perusahaan Kwon Group  ternyata membuahkan hasil.  Aku diterima bekerja di sana, begitulah kabar yang aku dapatkan dari Jong Mi. Sebenarnya, lamaran itu tak aku buat dengan sepenuh hati, ini semua karena di PHK-nya appa dari pabrik tempatnya bekerja, itu berarti beban ekonomi keluarga kami akan bertambah, mengingat aku memiliki dua adik yang masih sekolah dan penghasilan ibu yang tak tetap. Hal inilah yang membuatku sempat berfikir untuk berhenti kuliah dan mencari pekerjaan demi membantu keluargaku, terutama demi masa depan adik-adikku.  Dan lagi-lagi, kebimbangan itu muncul, jika aku bekerja di Kwon Group, kemungkinan besar aku akan berhenti kuliah, itu artinya aku harus menunda cita-citaku untuk mendapat gelar sarjana bisnis. Lagi pula aku belum tau posisi pekerjaan apa yang akan aku tempati nanti, sesuai harapan atau tidak. Dan setelah menimbang-nimbang berbagai hal, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan jejak karirku di Kwon Group.
~ ~ ~
A few days before …     
          Di sebuah rumah elit nan mewah bak istana presiden, bangunan megah yang berdiri kokoh dengan halaman luas dihiasi area taman menambah kesan elegan rumah itu. Beberapa mobil dari merek biasa hingga merek mobil yang hanya dapat dihitung dengan jari di dunia ini, berjejer rapi di tempat parkir khusus. Di pagi yang cerah, beberapa pria dan wanita yang memakai seragam hitam nampak berseliweran di rumah itu , ada yang mencuci mobil, membersihkan taman, melap kaca, dan lain sebagainya. Semua nampak sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, terkecuali seorang lelaki berwajah manis yang masih setia memeluk boneka beruang putih kesayangannya. Walaupun sedang tertidur, wajah namja yang polos nan imut itu masih dapat dinikmati walau dari jarak jauh sekalipun, membuat wanita mana saja pasti gemas dibuatnya.
          “Kwon Ji Yong ah, bangun !!!” terdengar suara melengking seorang wanita dari luar pintu kamar. Namun namja yang dipanggil Ji Yong itu tak sedikit pun bergeming dari tidurnya.
          “Kwon Ji Yong, sudah jam berapa ini?” teriak wanita itu kembali seraya melesak masuk ke kamar Ji Yong. Ia mendengus keras ketika melihat anak lelaki satu-satunya itu masih terlihat damai dalam tidurnya. Akhirnya wanita –yang ternyata adalah eomma Ji Yong- menarik selimut yang menutupi tubuh Ji Yong dengan kasar.
          “Ji Yong ah, cepat bangun. Pagi ini kau ada jadwal kuliah bukan? Kalau kau tak bangun kau bisa terlambat nanti.” Eommanya Ji Yong sedikit menurunkan volume suaranya walaupun masih terdengar nada kekesalan di sana.
          Namun nampaknya hal itu tak mempan membangunkan si sleeping prince
Akhirnya, mau tak mau , eomma Ji Yong melakukan suatu cara beresiko untuk membangunkan anaknya, yaitu dengan mengambil boneka beruang putih yang selalu ia peluk ketika tidur. Dan benar saja, hanya dalam hitungan detik, Ji Yong telah bangun dari tidurnya, namun si pengeran tidur ini bukannya menggeliatkan badan atau mengucek-ngucek mata layaknya orang yang habis bangun tidur, tapi langsung mengeluarkan omelannya.
          “Eomma, kau jahat ! Kenapa mengambil beruangku tanpa berkata dulu. Sini kembalikan bonekaku!!!” si pangeran tidur tiba-tiba saja berubah menjadi serigala galak.
          “Tidak, kalau eomma berikan ini, kau akan tidur lagi.” kilah eommnya.
          “Aishh, aku bilang cepat kembalikan !” Kali ini Ji Yong bangkit dari tidurnya dan segera merangkak menuju eommanya yang berada di tepi ranjang, namun dengan gerakkan cepat, eomma Ji Yong telah berlari lebih dulu menghindari Ji Yong yang sekarang sedang mengerjarnya. Pemandangan aneh ini seperti seorang ibu yang tengah bermain kejar-kejaran dengan anak lelakinya yang sudah besar
          “Apa yang kalian lakukan?” suara bas terdengar dari balik pintu dan disusul kemunculan seorang pria paruh baya dengan raut wajah tegas.
          “Appa, Eomma mengambil beruang putihku.” Rengek Ji Yong, mirip seperti seorang anak kecil.
          “Ji Yong ah, hentikan sifat kekanak-kanakanmu itu.” Bentak pria yang ternyata adalah ayahnya Ji Yong dan hal itu berhasil membuat Ji Yong mematung di tempatnya.
          “Sampai kapan kau bersifat kekanak-kanakan seperti ini Ji Yong ah, kau sekarang sudah besar. Seharusnya kau bisa mengubah sifat burukmu itu.” Tegas ayahnya, matanya menatap tajam ke arah Ji Yong.
          “Ani appa, ini memang sifat asliku dari dulu.” Ungkap Ji Yong.
          “Tapi appa tak suka dengan sifatmu itu. Kau adalah satu-satunya penerus perusahaan appa Ji Yong ah. Kau adalah masa depan Kwon Group, apa kau mau setelah appa meninggal nanti perusahaan itu jatuh ke tangan orang  lain yang tak bertanggung jawab?” pernyataan appanya membuat Ji Yong tertunduk lemah.
          “Tapi appa, aku sama sekali tak tertarik dengan dunia bisnis, sama halnya dengan jurusan yang aku jalani di perkualiahan sekarang. Pokoknya aku tak suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan dunia perkantoran.” Kini Ji Yong mulai berani meninggikan suaranya.
          “Kwon Ji Yong! Aakk.” Tiba-tiba Tn Kwon memegang dadanya yang terasa sakit. Hal itu membuat eomma Ji Yong dan Ji Yong sendiri memekik kaget. Mereka kemudian menyandarkan tubuh Tn. Kwon ke sofa yang letaknya tak jauh dari tempat tidur Ji Yong.
          “Appa, gwenchana?” tanya Ji  Yong, penuh kekhawatiran.
          “Aku baik-baik saja, “Tn. Kwon kemudian membenarkan posisi sandarannya “Ji Yong, kau lihat kan bagaimana kondisi appa sekarang? Dokter bilang appa punya penyakit jantung dan mungkin umur appa tak akan panjang lagi.”
          “Tapi yoebo kau kan…” perkataan  Ny. Kwon langsung diinterupsi suaminya dengan kerdipan mata. Rupanya ada skenario kebohongan di antara mereka, dan hal itu tak disadari oleh seorang Kwon Ji Yong .
          “Ji Yong Ah, hanya kau lah satu-satunya harapan appa untuk menjadi pemimpin perusahaan yang telah appa bangun dengan susah payah. Sebenarnya appa ingin menjadikan nunamu menjadi pewaris perusahaan ini, tapi dia seorang perempuan, lagipula sekarang dia sudah ikut mengurus bisnis suaminya. Sekarang hanya kau Kwon Ji Yong, buatlah appa bangga di sisa umur appa ini.”
          Kali ini nampaknya Ji Yong mulai luluh dengan perkataan appanya.
          “Baiklah appa.” Ucap JI Yong, lemah
          “Benarkah !” Dengan semangat Tn. Kim bangkit dari sandarannya ketika mendengar pernyataan menegejutkan Ji Yong, namun ia segera menyandarkan tubuhnya kembali mengingat ia sedang berkating sekarang. “Ehemm,  baiklah, appa tidak akan langsung menyuruhmu menjadi seorang direktur karena pengalamanmu yang masih kurang, jadi apa hanya meminta kau menjadi manager di Kwon Group.”
          Pernyataan Tn. Kwon sukses membuat bibir Ji Yong membentuk huruf ‘O’
          “Mwo? Andwe, aku tak mau. Menjadi Manager sangat melelahkan.” Ji Yong merengut kesal seraya memalingkan wajahnya .
          “Aaakkk” lagi-lagi Tn.Kim berpura-pura merasa jantungnya sakit dan itu berhasil menarik perhatian Ji Yong kembali.
          “Ok-ok appa, aku mau, tapi aku juga punya 3 permintaan pada appa.” Ucap Jo Yong seraya mengangkat 3 jarinya dengan wajah aegyo.
          “Yaa, kau ini. Appa kan hanya mengajukan satu permintaan,  kenapa kau malah membalasnya dengan 3 permintaan.” Protes appanya.
          “Sebenarnya ini bukan permintaan appa, tapi lebih tepatnya sebagai syarat. Bagaimana?”
          “Baiklah, cepat katakan.”
          Ji Yong membetulkan posisinya kemudian tersemyum sekilas “Yang pertama, aku ingin setiap hari Bibi Han membuatkan dan mengantarkan makan siangku ke kantor.”
          Untuk pernyataan pertama Tn. Kwon merasa tidak ada masalah, mengingat Bibi Han adalah salah seorang yang dekat dengan Ji Yong. Dia juga merupakan pengasuh Ji Yong sejak kecil selain neneknya.
          “Syarat kedua, aku tak ingin memakai pakaian formal, aku hanya ingin memakai apapun yang aku suka saat bekerja di kantor.”
          Persyaratan ke dua ini cukup membuat Tn. Kim terkejut. “ Tapi Ji Yoang ah, di kantor semua orang berpenampilan formal, apa kata pegawai nanti jika melihat managernya sendiri berpakaian biasa.”
          “Tenang saja appa, aku tak akan berpenampilan serampangan. Kalau appa tidak setuju, kita batalkan saja permintaan ini” ancam Ji Yong, Tn.Kwon hanya mendesah pelan.
          “Lanjutkan.” Perintah Tn. Kwon kembali.
          “Dan yang terakhir, aku ingin memiliki seorang sekretaris yang pintar dan paham akan dunia bisnis untuk membantu pekerjaanku. Selain itu dia juga harus muda dan belum menikah, kalau bisa umurnya sama dengan umurku.”
          Tn. Kim mengangkat alisnya mendengar persyaratan terakahir yang dikemukakan Ji Yong, ia nampak berfikir sejenak hingga beberapa detik berikutnya ia pun mengangguk pertanda setuju. Dan jadilah mulai detik itu, Ji Yong resmi menjadi seorang manager di Kwon Group.
Kwon Group, 08.00 am
          Seorang gadis duduk tak tenang di sebuah ruangan bergaya modern minimalis, di depannya ada sebuah meja dan di atasnya terdapat papan nama bertuliskan Kwon Ji Sung. Sesekali ia mengepal-ngepalkan tangannya, mencoba mengalihkan rasa gugup yang tengah menyergapnya. Bagaimana tidak gugup, ia diminta langsung untuk bertemu dengan orang nomor satu di Kwon Group, yaitu presiden direkturnya sendiri. Ia sendiri merasa bingung, sangat jarang orang yang melamar pekerjaan langsung disuruh bertemu dengan atasan tertinggi, apalagi Kwon Group adalah perusahaan besar. Pasti ada suatu hal penting yang melatarbelakanginya, entah itu apa.
          Terdengar suara pintu terbuka disusul masuknya seorang seorang pria paruh baya dengan diiringi seorang lelaki di belakangnya.  Menyadari hal itu, gadis itu pun segera berdiri dan membungkukkan badannya. Pria itu memberikan isyarat dengan tangannya untuk meminta gadis itu duduk kembali.
          “Park Hyun Ra.” Panggil pria paruh baya itu seraya membuka-buka dokumen yang diberikan oleh asistennya.
          Gadis yang dipanggil Park Hyun Ra itu segera mengangkat kepalanya “Ne Sajangnim.”
          “Beberapa hari yang lalu aku menerima lamaran pekerjaanmu. Di sana aku melihat beberapa data mengenai dirimu. Kau masih berstatus seorang mahasiswa?” tanya Tn. Kim, jelas terpancar aura kewibawaanya sebagai seorang pemimpin tertinggi.
          “Ne sajangnim, saya masih berkuliah di Seoul University, jurusan bisnis dan manajemen.” Hyun Ra berucap sesopan mungkin.
          “Kau juga merupakan salah seorang mahasiswa terbaik di jurusanmu dengan nilai IP tertinggi. Di sini aku melihat beberapa sertifikat penghargaanmu.” Tn. Kwon kembali memandangi lembaran-lembaran yang dikirimkan Hyun Ra beberapa hari lalu. “Baiklah, aku tak ragu lagi.” sambungnya kembali.
          Perkataan Tn. Kwon membuat Hyun Ra mengangkat kedua alisnya, pertanda tak paham.
          “Maaf, apa maksud direktur?” Hyun Ra memberanikan diri untuk bertanya.
          “Aku tak ragu lagi untuk menjadikan mu sebagai sekretaris anakku.” Jelas Tn. Kwon.
          “Sekretaris?” Hyun Ra kembali mengulang kata Tn. Kwon dengan nada heran.
          Tn. Kwon berdehem sebentar kemudian melanjutkan penjelasannya. “ Aku memiliki seorang putera, dan dia adalah calon presiden direktur perusahaan Kwon Group. Sekarang aku tengah mendidiknya untuk menjadi manager di perusahaan ini, tapi berhubung pengetahuannya tentang dunia perbisnisannya masih kurang, maka aku  menginginkan seseorang yang mampu mengajari dan membantu pekerjaannya sebagai seorang manager.”
          Hyun Ra hanya mengangguk-angguk, seulas senyum terukir di bibirnya setelah menyadari bahwa ia akan diangkat menjadi seorang sekretaris manager.  Itu artinya posisi yang ia dapatkan sesuai harapan.
          “Oh ya satu lagi.” Tambah Tn. Kwon, Hyun Ra memasang telinganya baik-baik.
          “Kebetulan kau dan anakku sama-sama berstatus sebagai mahasiswa,  jadi aku tak ingin pekerjaan kantor ini menganggu kuliah kalian, maka dari itu, kalian aku berikan kebebasan untuk kuliah dari pagi sampai siang, setelah itu kalian bekerja di kantor ini hingga malam.”
          Hyun Ra hampir saja melonjak gembira, ia tak menyangka dengan pernyataan Tn. Kwon barusan. Dirinya sempat putus asa saat  memutuskan untuk berhenti kuliah, namun ternyata pilihannya untuk bekerja di Kwon Group justru membawa dua permata sekaligus padanya. Cita-cita dan karir.
          “Lee, panggilkan Ji Yong kemari.” Tn Kwon memerintahkan asistennya untuk memanggil seseorang. Asisten bernama Lee itu pun mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan direktur itu.
          Selang menit kemudian, terdengar suara pintu terbuka kembali. Kali ini aku memberanikan diri melirik ke arah belakang, ekor mataku mendapati Tn. Lee yang tengah berjalan dengan seorang laki-laki yang memakai kaos T-shirt putih dan celana jeans. Jantungku sempat berhenti berdetak kala menyaksikan seorang pria muda berwajah malaikat berjalan ke arahku. Astaga, pria ini benar-benar memiliki wajah manis, bahkan kemanisannya mengalahkan model Yoo Eun Hye. Tapi keterpakuanku berubah menjadi keheranan kala menyaksikan pria -yang sempat aku kagumi- tengah menjilat nikmat sebatang lollipop di tangannya.
          “Kwon Ji Yong, hentikan itu!” Aku sangat terkejut mendengar bentakan keras dari Tn. Kwon. Sebenarnya siapa lelaki ini dan kenapa Tn. Kwon memarahinya.
          Lelaki berwajah manis itu menghentikan aktifitas menjilat lollipopnya segera.
          “Ji Yong, orang ini akan menjadi sekretaris mu. Semua kirteria yang kau inginkan ada padanya.” Tn. Kwon mengarahkan tangannya ke padaku. Ah, ternyata dia adalah anak Tn.Kwon yang akan menjadi manager itu.
          Aku pun segera membungkuk mengenalkan diri “Park Hyun Ra imnida.”
          Pria yang bernama Kwon Ji Yong itu mengernyitkan alisnya sambil memandang aneh diriku dari atas sampai bawah, dan hal itu  membuatku menjadi salah tingkah.
          “Aku Kwon Ji Yong.” akhirnya dia memperkenalkan diri juga, walaupun terkesan cuek.

~ TBC ~
           
Mian chingudul kalo part 1 nya kurang dapet feel coz pasti ngetik ni FF mag author kambuh ~ ciann. Selain itu, author kebelet pengen publishin ni ff karena udah lama gak updet di blog, sedih juga rasanya part ff di blog ga nambah-nambah. Hee…
Moga aja di part selanjutnya, ceritanya bisa lebih baik. n_n



FF Collection

Tidak ada komentar:

Posting Komentar