Title : Saranghae Nae
Gom (I Love My Bear) – Chapter 1 - REMAKE
Cast :
Shin Na Yong (OC)
Oh Sehun (EXO)
Kim Myung Soo (Infinite)
Song Ji Hye (OC)
Other
Byun
Baekhyun (EXO)
Park Chan Yoel (EXO)
Kim Jong In / Kai (EXO)
Genre : Romance, Comedy
Author : Shin Eun So
Length : Multichapter
PG-17
Author
Greeting : Anyoeng
Haseyo, entah sudah berapa dinasti yang saya lewatkan hingga kembali ke blog ini, bahkan sempat tak ada niat untuk mengupdate chapter fanfiction yang malang karena terabaikan. Author memang sempat kehilangan semangat dan ide selain karena aktivitas sebagai mahasiswa yang cukup padat.
Kini author mencoba kembali dengan membawa fanfiction terbaru dengan main cast baru pula, setelah sebelumnya melibatkan member SJ dan Bigbang, kini author mencoba membuat FF dengan member EXO sebagai main cast-nya.
Oh ya, di FF ini
juga author selipkan beberapa backsound yang cocok dengan suasana
cerita, biar chingu juga bisa ikut masuk ke dalam ceritanya. ^__-
Komentar, kritik
dan saran sangat di harapakan karena itu adalah makanan wajib bagi author yang
masih memiliki kemampuan menulis yang dangkal ini.
Selamat membaca..
seumdwa !
sebelum di "remake" FF ini juga di post di www.exofanfiction.wordpress.com
sebelum di "remake" FF ini juga di post di www.exofanfiction.wordpress.com
Gapyoeng-gun
Sebuah
mobil van hitam tengah menelusuri salah satu dari banyak jalan di kawasan Gapyong-gun
Provinsi Gyonggi dengan kecepatan sedang. Pepohonan yang menjulang tinggi dan
deretan gunung-gunung yang saling menyambung menjadi penghias pandangan di
sepanjang jalan. Sungai di sisi kiri jalan yang terbentuk dari cabang sungai
Han bagian utara menjadi hal yang sayang untuk tak ditangkap retina mata yang
kemudian ditafisrkan menjadi sinyal-sinyal elektris sebagai gambar visual
terindah. Udara sejuk tak henti menyapa kulit dan setiap tarikan nafas walaupun
sekarang negeri ginseng tengah memasuki musim panas. Sesekali terlihat beberapa
bangunan menyerupai villa dan resort yang berjarak cukup jauh dari satu ke satu
bangunan lainnya. Sungguh suasana yang mampu menenangkan jiwa yang tengah
bergejolak hebat sekalipun.
Namun
susasana Gapyong-gun itu belum dinikmati empat orang namja yang tengah tertidur
pulas di kursi mobil. Hingga salah satu dari mereka terlihat bergerak dan
menggaruk-garuk kepalanya, kemudian membuka mata sipitnya perlahan, sesuatu
membuat pupil mata pria itu melebar.
“Daebak,
Gapyong-gun joengmal daebakk..!” teriak Byun Baekhyun, namja beruntung pertama
yang berhasil menyadari keindahan alam Gapyong-gun. Matanya tak henti menatap
keluar jendela mobil sedangkan kedua tangannya sudah lebih dulu menempel ke
kaca mobil.
Teriakkan
Baek Hyun berhasil membuat beberapa namja lainnya kembali ke alam sadar mereka.
Satu persatu mata namja-namja tampan itu mulai terbuka sambil merenggangkan
badan mereka yang cukup pegal karena tidur dengan posisi duduk dalam waktu yang
cukup lama.
“Wooow,
ini luar biasa.” sahut namja berkulit tan bernama Kai, tak kalah hebohnya.
“It’s
really cool men!” Namja jangkung bermarga Park yang duduk di sebelah Baekhyun
juga ikut terpana dengan pemandangan sekitarnya.
“Wahh,
ternyata Gapyong-gun benar-benar indah, tapi tunggu…Ya! Oh Sehun, kau telah
membohongi kami huh? Kau bilang Gapyong-gun seperti padang sabana dengan
beraneka macam serangga dan populasi Jerapah yang bahkan melebihi jumlah
penduduknya.” Baekhyun yang tadi sibuk dengan keterpanaannya kini memandang
Sehun dengan tatapan tajamnya.
Pria
yang bernama Oh Sehun hanya menggaruk pipinya gatal kemudian menguap lebar. “Hyung,
Biasanya kalian tak percaya ucapanku kan? ketika kuceritakan tentang Gapyong-gun,
kalian hanya menagatakan ‘hmm’ dan ‘ohh’ kemudian mengangguk-angguk tanpa membantah
sedikitpun.” Sehun terkikih geli ketika mengingat kembali wajah polos hyungdeul-nya
saat ia diwawancarai tentang keadaan Gapyong-gun.
“Itu
karena kami belum pernah ke sini magnae-ah. Ishh, kau ini.” Chanyoel menjitak
pelan kepala Sehun. Yang punya kepala hanya meringis pelan.
“Mulai
sekarang aku akan memasang proteksi virus dari mulutmu itu Sehun-ah.” Baekhyun
menyilangkan kudua telunjuknya membentuk huruf X. Sehun hanya menyengir.
“Apakah
kita masih jauh dari villa kakekmu, Sehun?” Kai justru memilih bertanya
dibanding mengikuti gerutuan Baekhyun dan Chanyoel.
Sehun
kembali menoleh ke jendela sembari memperhatikan beberapa palang di pinggir
jalan “Sebentar lagi kita akan sampai.” Jawab Sehun, matanya menatap dalam
suasana di luar sana.
Haraboeji,
aku merindukan tempat ini, sama halnya aku merindukanmu, bahkan lebih.
Suara
hati seorang Oh Sehun begitu dalam. Bibirnya tak henti membentuk lengkungan ke
atas. Suasana hati yang begitu bahagia dengan setoreh rasa rindu kepada orang
yang pernah menjadi tempatnya berlindung dan berkeluh kesah selama 10 tahun.
~
Seorang
gadis nampak tengah memindahkan beberapa pollybag dari keranjang sepedanya ke
sebuah tatakan yang terbuat dari kayu. Terlihat beberapa pot kecil dengan
tanaman yang tingginya kurang lebih seperti tunjuk orang dewasa berjejer rapi dibagian
tatakan atas. Setelah meletakkan pollybag terakhir, mata cokelat gadis itu
menelusuri satu persatu pot tanaman yang berada tatakan pertama dan kedua.
Seulas senyum terlukis di bibirnya.
“Kalian benar-benar tumbuh dengan
baik.” gumam gadis itu hingga tak menyadari seseorang tengah menghampirinya.
“Sudah selesai?” suara berat dari
seorang pria membuat gadis itu segera menolehkan pandangannya.
“Sudah haraboedji, saya juga sudah merapikan beberapa tangkai
pohon mawar yang layu di taman depan.” Gadis itu melepaskan kaos tangannya dan
meletakkannya di keranjang sepeda yang tak jauh darinya.
“Emm.. Apa kau ada kegiatan lain
sehabis ini?” tanya pria itu kembali, terlihat raut penasaran di wajahnya yang
sudah hampir dipenuhi kerutan.
Gadis itu nampak berfikir sebentar kemudian
menjentikkan jarinya “Ahh, saya hampis saja lupa jika ada janji dengan Goo
halmoeni untuk membantunya di danau siang ini. Memangnya kenapa haraboedji?”
“Oh, Ani, bukan apa-apa.” Pria paruh
baya itu kembali menarik nafasnya dalam. “Bisakah kau kesini lagi besok?”
Gadis itu mengkerutkan keningnya, “ke
sini? besok?”
“Ne, Sebenarnya ada beberapa ladang
kosong di dekat taman air mancur, aku ingin mengisinya dengan tanaman airis. Selain
itu, ada beberapa pohon bunga ganifel yang rantingnya sudah layu. Pekerja di
taman ini sedang menjenguk keluarganya di Busan, apakah kau bisa membantuku
membersihkannya?”
Gadis itu kembali tersenyum, walau
dia sedikit merasa aneh. Bukankah kakek ini pernah mengatakan bahwa taman air
mancur di dekat pintu gerbang itu sudah terlihat asri dan tak perlu tambahan
tanaman lagi. “Ah, baiklah. Saya akan datang besok. Kalau begitu saya permisi
pulang dulu Harabodeji.”
“Ne, hati-hati di jalan, Na Young.”
Gadis bernama Na Yong itu memutar
arah sepedanya kemudian menaikinya, iya kembali menoleh dan tersenyum ke arah pria yang dipanggilnya
Haraboedji itu sebelum kakinya menginjak pedal sepeda dan mengayuhnya.
“Ah, sayang sekali.” pria itu
bergumam tanpa melepaskan penglihatannya dari Na Yong yang mulai mencapai pintu
gerbang yang berdiri kokoh.
~
Bakcsound : Beautifull by Baekhyun
EXO
Baekhyun, Kai, dan Chanyoel
merapatkan tubuh mereka ke bagian kanan mobil. Mulut mereka tak henti-hentinya
berceloteh ria memuji keindahan danau yang terpampang luas di bagian kanan
jalan. Sesekali terdengar suara Baekhyun meneriakkan ‘Dulbari’ (bebek) sambil
mengarahkan jari telunjuknya ke luar jendela mobil. Apakah dia tengah
menghitung jumlah bebek di danau itu sekarang? Entahlah.
Sehun yang ikut memandang ke arah
kanan jalan tanpa memindahkan posisi duduknya hanya tersenyum sambil melipat
kedua tangannya di depan dada. Merasa lehernya pegal, namja itu pun mengalihkan
pandangannya ke depan. Matanya membulat ketika menangkap objek indah melalui
kaca mobil depan. Seorang gadis berambut panjang yang diikat dengan sebuah topi
lebar di kepalanya. Wajahnya begitu bersinar dibawah terpaan sinar matahari
yang tak terlalu terik. Sepasang mata indah dan pipi yang merona membuat gadis
itu semakin terlihat menawan. Bola mata Sehun terus mengikuti gadis itu hingga
mobil yang ditumpanginya berpapasan dengan putaran roda sepeda yang terus di
kayuh gadis itu. Deg, tiba-tiba sehun merasakan detak jantungnya semakin cepat
kala wajah gadis itu melintas tepat melewati kaca jendela mobilnya. Sendi lehernya
terus berputar dan badannya ikut membalik ke belakang mengikuti gadis yang
sudah hanya tampak punggungnya, hingga objek itu semakin mengecil di mata
Sehun. Ia kembali membetulkan posisi duduknya, kedua sudut bibirnya tertarik ke
atas. Manis, pikirnya.
~
Lampu berwarna kuning nampak
berkedip-kedip dari mobil van hitam sebelum memasuki sebuah pintu gerbang
bergaya khas Eropa dengan pagar tinggi di sisi-sisinya. Di teruskan dengan
sebuah jalan lurus dengan berbagai macam pohon dan tanaman hias yang tumbuh
subur dan tertata rapi di setiap pinggirnya. Sebuah taman air mancur megah
menjadi objek pertama yang sayang untuk dilewatkan. Beberapa bangku bercat
putih terletak di bawah pohon-pohon berdaun rindang. Van itu terus menelusuri
jalan yang membimbingnya menuju sebuah bangunan besar menyerupai villa megah
dan tanpak asri. Halaman rumput yang luas menjadi tempat perhentian van itu,
detik berikutnya beberapa pasang kaki terlihat melangkah keluar dari dalamnya.
“Daebak, ini seperti liburan di
villa puncak saja.” Ucap Baekhyun sembari mengedarkan pandangan ke rumah yang
ada di depannya.
“Udaranya sejuk sekali.” sambung
Chanyoel sambil merentangkan tangannya lebar dan menarik nafas dalam.
“Hey, kalian berdua. Bantu aku
mengeluarkan koper-koper ini.” Kai terdengar berteriak dari belakang van. Pria
itu memang sedikit berbeda dari teman-temannya. Sedikit lebih rajin.
Aktivitas mereka terhenti sejenak
ketika seorang pria paruh baya keluar dari dalam rumah dan memanggil sebuah
nama.
“Sehun-ah, kau sudah datang?”
Merasa namanya di panggil, Sehun
segera berlari menuju ke arah pria itu dan merangkulnya erat “Harabodji..
bogoshippo..joengmal bogosippho” Sehun menumpukan dagunya ke bahu pria tua itu
seraya memejamkan mata, sedangkan pria yang dipanggilnya ‘haraboedji’ hanya
mengusap kepala Sehun pelan.
Sementara teman-teman Sehun lainnya
ikut tersenyum menyaksikan kebahagiaan dari pertemuan sepasang kakek dan cucu
itu.
~
“Kami akan tinggal di sini selama 10
hari. Dan lusa kami akan memulai shooting di sebuah villa dekat sini, harabodji.”
Sehun
besama teman-temannya kini tengah menikmati jamuan teh di teras belakang rumah
kakeknya. Pemandangan di belakang rumah tak kalah indahnya dengan yang ada di sepanjang
jalan sebelum menuju rumah ini. Aneka
kebun buah dan sayuran terhampar luas. Tampak beberapa pekerja tengah sibuk menyemai
benih baru, sebagian lagi tengah memasukkan buah-buahan dan sayuran ke dalam
keranjang. Mereka adalah pegawai yang bekerja untuk mengurus kebun di tanah
milik Tuan Yoo, kakek Sehun.
“Kita hanya memiliki waktu 2 hari untuk merasakan liburan sebelum kembali bekerja bukan?” ucapan Chanyoel ditanggapi namja lainnya dengan anggukan.
“Kalau
begitu, manfaatkan waktu liburan kalian dengan sebaik mungkin. Beberapa tempat
di Gapyong-gun mungkin bisa menjadi destinasi menarik.” Kakek Yoo tengah menuangkan
teh perlahan ke dalam cangkir yang ada di depan cucunya, Sehun.
“Kira-kira
dimana tempat yang menarik itu,
haraboedji?” tanya Sehun sebelum ia menyesap pelan teh buatan kakeknya.
“Bukankah
kau pernah tinggal di sini Sehun-ah? Jangan bilang kalau Seoul telah membuatmu
lupa dengan Gopyang-gun.” Tn. Yoo memandang wajah Sehun sambil berkerut.
“Bu..bukan
begitu. Mungkin selama 12 tahun Gopyang-gun telah banyak berubah.”
Batin
Tn. Yoo membenarkan perkataan Sehun, memang sudah 12 tahun Sehun pindah ke
Seoul bersama orang tuanya. Selama itu pula Sehun jarang mengunjungi kakeknya,
walaupun berkunjung itupun hanya sebentar.
“Danau
Dulbari” ucap kakenya setelah terdiam beberapa saat.
“Ahh,
majja. Hyung, ayo kita ke danau dulbari.”
~
“Kai-ah,
jangan terlalu ke tengah. Kalau perahu ini karam bagaimana?” Baekhyun hampir
setengah berteriak ketika kata-katanya masih tak dihiraukan pria yang kini
berada satu perahu dengannya. Kai justru semakin cepat mengayunkan pengayuhnya.
Sedangkan
di sisi lain, Sehun dan Chanyoel nampak begitu menikmati jalan perahu mereka.
Sesekali mereka berteriak kegirangan setelah mengayuh cepat dan membiarkan
perahu itu meluncur di atas danau, meninggalkan jauh Kai dan Baekhyun yang
terus menolak untuk pergi terlalu jauh dari pinggir danau.
“Ya,
kemana para dulbari itu?” Chanyoel meletakkan pinggir telapak tangannya di
dahi, kemudian menoleh ke kiri dan ke kanan.
“Biasanya
mereka masih berkeliaran.. itu merek..” ucapan Sehun terputus ketika melihat
sekumpulan bebek dari kejauhan. Sebenarnya bukan itu yang menjadi pusat
perhatiannya, tapi sosok yang menaiki perahu yang dikelilingi bebek-bebek itu.
“Ayo
kita ke sana hyung.”
~
“Cha,
makanlah yang banyak.” gadis itu sesekali melemparkan umpan ke arah kumpulan
bebek yang kemudian di sambut heboh oleh mereka.
“Siapa
mereka Na Young-ah?” tanya wanita tua yang duduk di belakang perahu. Na Young
memandang ke arah perahu yang dinaiki dua orang pria sepintas. Perahu itu
nampak sedang mengarah menuju mereka.
“Mungkin
mereka anak-anak kota yang sedang liburan di sini, Goo Halmoeni.” Na Yong
memandang singkat ke arah perahu yang dimaksud Nenek Goo, ia memilih acuh dan
kembali menatap kumpulan bebek yang masih menunggu untuk diberi umpan.
Hingga
sapaan dari suara pria menyapa telinga mereka.
~
“Anyong
haseyo”
Sehun
yang mendengar Chanyoel menyapa duluan ikut membukukkan badannya, namun
pandangannya tak lepas dari gadis bertopi lebar dan menunduk hingga hanya
terlihat separuh wajahnya.
“Ne,
Anyoeng haseyo, apakah kalian turis di
sini?” tanya seorang wanita tua yang duduk di belakang perahu.
“Ne,
kami dari Seoul halmoeni. Chogi, apakah bebek-bebek ini miliki kalian?”
Mendengar
kata kalian, gadis itu mengangkat kepalanya dan berniat untuk mengatakan bahwa
sebenarnya bebek-bebek ini milik wanita yang ada di belakangnya. Namun saat
ingin berucap, manik matanya terlebih dulu menangkap sosok yang tepat berada di
depannya. Seketika ia meneguk ludahnya pelan.
“Sebenarnya
mereka miliki nenek ini dan aku hanya membantu memberi makan.” Gadis itu
berusaha berbicara setenang mungkin, mencoba menahan sesuatu yang rasanya ingin
meledak saat itu juga.
“O..ohh
begitu.” Chanyoel nampak salah tingkah ketika penglihatannya dikejutkan dengan
paras gadis di depannya.
Sedangkan Sehun yang sedari tadi dibuat terpana hanya mematung di belakang perahu.
“Sebenarnya
kami ke sini untuk keperluan shooting mini drama.” Lanjut Chanyeol. Laki-laki
itu bertaruh kalau sekarang dirinya tak bisa mengalihkan pandangan dari gadis
yang sesekali memberi umpan kepada segerombolan bebek-bebek danau.
Na
Young hanya menanggapinya dengan anggukan. Memberi kesan dingin terhadap dua
namja yang kini masih menatapnya.
“Chogi,
apa kau tak tau siapa kami?” akhirya Sehun berani mengeluarkan suaranya
walaupun sedikit pelan.
Na
Young mengerutkan keningnya, ia tahu Sehun tengah berbicara kepadanya.
“Ah,
maaf, aku kurang begitu yakin”
Pernyataan
gadis itu membuat Sehun dan Chanyeol saling berpandangn.
“Kau
tak tau boyband EXO?”
Belum
terdengar jawaban hingga detik berikutnya sebuah teriakkan pria terdengar dari
kejauhan. Suara khas seorang Byun Baekhyun.
~
Sehun
mengusap wajahnya pelan. Ia menatap kesal ke arah Baekhyun. Hal yang sama pun
dilakukan oleh Chanyoel.
“Aku
tak ingin ke danau ini lagi.” Ucap Baekhyun dengan suara sedikit bergetar, nafasnya
naik turun dengan cepat. Semua pakaiannya basah kuyup, beberapa lumpur nampak
mengotori celana jeansnya.
“Kau
kan bisa berenang, kenapa kau takut? Aku bahkan sempat mengurungkan niat untuk
menolong ketika melihat dirimu dengan begitu cepatnya berenang ke tepi.” Kai menanggapi kesal, sambil memerah jaket
hitam peraknya nya yang basah di pinggir danau.
“Tapi
tidak untuk di danau, apa kau pernah mendengar cerita tentang hantu air yang
menarik kaki-kaki perenang dan membuat mereka tenggelam?” pernyataan Bakhyun
membuat ketiga namja itu menatap heran dan bertanya-tanya. Ada apa dengan otak
anak ini?
“Tskk,
kau masih mempercayai mitos murahan itu, hyung?” ejek Sehun.
“Aishh..
byunie, gara-gara kau, perbincanganku dengan seorang malaikat harus terhenti.” Chanyeol
mengacak-acak rambutnya frustasi.
Kini
giliran Baekhyun dan Kai yang memandang heran ke arah Chanyoel dan berasumsi
bahwa kepercayaan Baekhyun akan mitos yang tak jelas juga menghampiri otak
namja itu. Namun lain dengan Sehun yang memiliki tatapan berbeda karena ia
mengerti maksud dari perkataan Chanyoel.
~
Detak
jarum jam hampir menunjuk angka 12, namun gadis itu masih setia menggerakkan
jari-jarinya di atas toots keyboard laptop berwarna hitam. Sesekali ia
merenggakan tangan dan memutar lehernya yang terasa semakin pegal. Pergerakkan
jarinya terhenti dan berpindah menuju wajahnya, mengusap pelan dagunya dengan
satu jari telunjuknya, gadis itu mengkerutkan keningnya tanpa mengalihkan
pandangan dari layar laptop.
“Na
Yong-ah, kau masih belum tidur?” suara seorang wanita membuat Na Yong
menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar.
“Ne
ahjumma.” Sahutnya sambil terus melihat ke arah pintu, hingga perlahan daun
pintu itu terbuka menampakkan wanita berusia 40an tengah membawa sebuah nampan
yang berisi sesuatu.
“Aku
membawakanmu susu dan kentang bakar.”
“Terimakasih
bi, Eun Gi sudah tidur?”
“Tentu
saja, Eun Gi tidak pernah tidur lewat dari jam 9 malam.” Perkataan bibinya yang
lebih menyerupai sindiran membuat Na Yong melihat ke arah jam yang menggantung
dekat lemarinya.
“Sudah
tengah malam.” Na Young berkata dengan sedikit bergumam, ia memang tak
menyadari jam yang terus berdetak dan telah menemani segala aktivitasnya sejak
petang tadi.
“Beristirahatlah
Na Young, sebanyak apapun pekerjaanmu, jangan pernah mengabaikan kesehatanmu.
Tadi sore ibumu menelepon dan menanyakan keadaanmu.”
Na
Young tersenyum mendengar ucapan bibinya. Oemma pasti benar-benar
mengkhawatirkanku… ani, sebenarnya dia sangat merindukanku. Batinnya.
“Tinggal
sedikit lagi ahjumma, aku akan segera tidur setelah menyelesaikannya.”
“Gurrae,
kalau kau ingin kentang bakar lagi, kau bisa mengambilnya di dapur.”
Na
Young mengangguk dan masih setia dengan senyum yang sama hingga bibinya
meninggalkan kamarnya. Seketika wajahnya kembali fokus ke layar monitor yang
sempat terabaikan beberapa menit.
~
Sehun
menuruni satu persatu anak tangga yang terbuat dari kayu mahoni, sesekali ia
merenggangkan tubuhnya dan menguap lebar. Ia mempercepat langkahnya ketika
melihat kakeknya yang tengah menikmati secangkir kopi hangat di meja makan.
“Pagi,
haraboedji.” Sehun menarik sebuah kursi dan duduk di samping kakeknya yang
tengah memandang taman. Ia pun mengambil beberapa helai roti kemudian
mengoleskan selai cokelat diatasnya, detik berikutnya roti itu telah meluncur mulus
ke dalam mulutnya. Matanya ikut memandang ke arah taman yang tertata begitu
indah dan rapi, Sehun berasumsi jika kakeknya telah menyewa gardener
hebat untuk menata taman itu hingga menjadi nampak sempurna.
“Aishh,
bocah-bocah itu belum bangun juga.” Sehun menggerutu sembari memandang ka arah
lantai dua kemudian meraih juz yang ada di depannya.
“Mereka
bahkan telah bangun lebih dulu dari mu. Kau tak lihat ini sudah jam berapa?”
Perkataan kakeknya berhasil memubuat Sehun tersedak. Ia melap cepat cipratan
juz yang membasahi area mulutnya. Matanya beredar keseluruh ruang makan dan
menemukan jarum jam yang telah menunjukkan angka 10.
“Soelma,
mereka benar-benar tak membangunkanku? Dimana mereka sekarang?” Sehun bertanya
dengan nada tak sabaran. Sepintas terlihat kilatan dari matanya.
“Mereka
bilang ingin berjalan –jalan di area sekitar taman rumah ini.”
~
“Jadi
itu gadis yang kau bilang seperti malaikat?” Kai tak melepaskan fokus bola
matanya ke arah gadis yang tengah sibuk memindah tanaman-tanaman kecil ke dari
pollybag ke tanah yang sudah ia lubangi dan diberi pupuk.
“Eoo,
bukankah dia gadis yang cantik.” Ucap Chanyoel, dengan satu pandangan yang sama
lurusnya seperti Kai.
Baekhyun
mengangguk dalam dengan sorotan mata yang tak kalah tajam, “Ku pikir kemaren
kau benar-benar dirasuki hantu danau Chanyoel-ah. Tiba-tiba saja kau membahas
tentang berbicara dengan seorang malaikat.” Belum sempat mengakhiri
kata-katanya, Baekhyun menggerekkan tubuhnya cepat ketika tangan Chanyoel hampir
mendaratkan satu cubitan keras di pinggangya.
“Hyung,
menurutku dia tak terlihat seperti gadis
desa.” Kai mencoba mengalihkan perhatian para hyungnya yang hampir membuat
keributan kecil lagi.
“Kau
benar, tapi aku masih ragu..”Chanyoel menghentikan kata-katanya. Baekhyun dan
Kai memandang penasaran ke arahnya.
“Dia
sepertinya tak mengenali kita. Huaaa. Sebagai seorang hallyu aku merasa sangat
sedih. Ternyata masih ada gadis korea yang belum mengenali kita.”
Pernyataan
Chanyoel dengan sedikit aegyonya membuat Baekhyun dan Kai terkejut sekaligus
tak percaya.
“Aku
rasa, kita harus lebih sering tour di dalam negeri dari pada ke luar negeri.”
yang lain terlihat mengangguk-angguk setuju dengan perkataan Kai, mereka
kembali menumpukan pandangan pada satu titik yang berada cukup jauh dari
mereka. Gadis itu.
Sementara
dari arah lain tampak seorang pria berlari kecil sambil mencoba menarik zipper
jaket cokelatnya ke atas. Sehun segera mempercepat gerakkan kakinya ketika
melihat tiga sosok namja yang tengah bersantai di sebuah bangku dengan sandaran
dan pohon trembesi yang tumbuh di belakangnya.
“Yaa!
ka..kalian benar-benar keterlaluan hingga tak membangunkanku.” Sehun yang baru
tiba langsung membungkukkan badannya, memegang lututnya dan mencoba menormalkan
nafasnya setelah berlari cukup jauh, walaupun hanya berlari kecil biasa.
Tak
ada sahutan.
“Ohh,
sekarang kalian ingin mengacuhkanku juga, hyungggg….?” kali ini Sehun nampak
beraegyo, mencoba menarik perhatian hyung-hyungnya yang sedari tadi tak
sedikitpun memandang ke arahnya.
“Ooo..Sehun-ah.
Apakah kau masih ingat saat kita berkunjung ke danau kemaren?” Tiba-tiba
Chanyoel bersuara dengan nada tinggi hampir berteriak. Sehun mengkerutkan
keningnya, sejak kapan hyung nya yang satu ini bertanya tanpa menatap matanya.
Kenapa?
“Ya,
Oh-Sehun, bukankan di sana kita bertemu dengan seorang nenek dan gadis yang
naik perahu.”
Kalimat
kedua yang meluncur dari mulut Chanyoel akhirnya berhasil menarik perhatian
gadis di taman air mancur itu, ia pun mendongak sekilas ke arah mereka.
“Yaa.yaa..
akhirnya dia memandang ke arah kita.” Bisik chanyoel, heboh.
“Haruskah
kita ke sana dan memperkenalkan diri?” Sambung Kai.
Kali
ini Sehun membuka mulutnya, keningnya semakin berkerut. Otaknya mencoba
mencerna apa yang sebenarnya terjadi hingga lirikan matanya menyadari seseorang yang telah mencuri
perhatian teman-temannya, termasuk dirinya yang kini ikut membulatkan mata.
~
“Ehemm..”
sesekali Sehun berdeham. Dengan langkah santai ia berjalan bolak-balik di ruang
tengah rumah itu. Namun dari sorot matanya ia nampak terlihat gusar. Sesekali
ia memandang ke arah taman, dinding yang terbuat dari kaca itu semakin
memperjelas keberadaan dua sosok yang terlihat akrab. Untungnya ketiga namja
itu tengah pergi ke luar, jika mereka melihat apa yang saat ini dilihatnya,
Sehun menjamin pasti salah satu dari mereka akan keluar kemudian mengulurkan
tangannya kepada gadis itu.
~
“Haraboedji,
aku adalah salah seorang yang selalu setia mendengarkanmu ketika kau bercerita
tentang taman dan kebun-kebun kesayanganmu. Bahkan aku rela meluangkan waktuku
untuk merawat mereka yang kau sudah anggap seperti peliharaanmu. Tapi kenapa
untuk hal ini kau tak memberitahukannya kepada ku, harabodji.” Na Young
menunjukkan wajah memesal sekaligus kesalnya kepada pria yang selalu ia panggil
haraboedji itu.
“Aku
hanya ingin menguji ingatan kalian.”
Na
Yong menghembuskan nafasnya panjang kemudian memegang kedua pipinya yang
sedikit memerah karena pengaruh cuaca di luar yang sedikit panas “Aku masih tak
percaya haraboedji. apakah ada yang salah pada diriku?”
“Aniyo, kau tidak memiliki masalah sama
sekali. Justru anak itu yang bermasalah.” Tn. Yoo tersenyum geli ketika melihat
tingkah Na Yong.
“Ah,
ini tak semudah yang kukira. Mungkin aku tetap akan diam sampai dia
menyadarinya.” Na Young menarik nafas dalam. Dari hembusan nafasnya, Ia dapat
menyadari bahwa sekarang dirinya tengah diperhatikan sepasang mata yang tajam
dan tegas.
~
Sehun
berjalan cepat ke luar menghampiri kakeknya. Bola matanya turut mengekor gadis
yang mulai menjauh seiring kayuhan sepedanya.
“Oh…
Sehun-ah, aku baru saja ingin mengajakmu membuat kue hottoek.” Tn Yoo sedikit
terkejut dengan keberadaan Sehun yang tiba-tiba saja berada di sampingnya.
“Harabodji,
apakah gadis barusan adalah salah satu pegawai kebunmu?” Sehun
menggerak-gerakan bahu dan lengannya, mencoba terkesan santai walaupun
sebenarnya rasa penasaran lebih mendominasi fikirannya.
Kakeknya
pun berfikir sejenak kemudian menganggguk pelan, “Kau mengenalnya?”
“Aniyo,
aku hanya pernah bertemunya 3 kali, bahkan namamnya pun aku tak tau.” Sahut
Sehun
Kakeknya
menaikkan sebelah alisnya kemudian menghembuskan nafas pelan. Saat ia ingin
berlalu dari hadapan Sehun, namja itu kembali menahan langkahnya dengan
pertanyaan.
“Siapa
nama gadis itu, haraboedji?”
Mendengar
pertanyaan dari cucunya, Tn. Yoo tersenyum kemudian berbalik menatap Sehun.
“Aigooo,
kau tertarik dengan gadis itu, hmm?” pertanyaan kakeknya lebih terdengar
seperti sindiran di telinga Sehun.
“A..aniyoo,
bukan begitu. Aku hanya ingin tau namanya.” Jawab Sehun sambil menggaruk-garuk
belakang kepalanya yang sebenarnya cukup gatal.
“Jika
ingin tau namanya, tanyakan langsung kepada orang yang memiliki nama itu.”
Jawaban
kakeknya membuat membulatkan mata Sehun. Ia tak menyangka kakeknya bisa memberi
jawaban seperti itu.
“Ayo,
kita membuat hottoek. Sudah lama kau tak makan hottoek enak buatan kakekmu ini
kan Sehun?” Tn. Yoo menarik lengan Sehun, membawanya tubuh tinggi pria itu ke
dalam rumah. Tak peduli dengan tatapan penasaran dan kesal Sehun karena pertanyaannya
tak berhasil mendapat jawaban.
~
KOREAN
AIR PLANE.
Seorang
pria terlihat menyesap moccacino hangat yang baru saja di antarkan seorang
pramugari, matanya memandang keluar jendela pesawat dengan destinasi penerbangan
London-Incheon itu. Birunya langit dan awan yang berarak membuatnya tenggelam
dalam lamunan hingga suara seseorang menyadarkannya.
“Mr.Kim,
I’am so coriuos about Gepyang-jun.” seorang pria bermata biru dan berambut
cokelat membuat pria yang duduk di sebelahnya mengalihkan pandangan dari
jendela pesawat.
“Did
you mean, Gopyang-gun? Dengarkan saranku baik-baik Mr.Joe, jangan gunakan
kacamata hitam di sana, kalau kau ingin benar-benar melihat indahnya surga.”
Laki-laki itu tersenyum kemudian kembali menyesap moccacinonya.
“Kau
pasti sangat beruntung karena pernah tinggal di sana.” Pria berkebangsaan
Inggris itu terlihat iri.
“You’re
right, aku pernah menghabiskan masa kecilku di sana bersama sahabat-sahabat
terbaikku.”
“Masa
kecil memang selalu menarik untuk dikenang.” Ucap Joe, tangan pria
berkebangsaan Jerman itu kembali sibuk membolak-balik majalah bisnis yang ada
di pangkuannya.
Sedangkan
pria bermarga Kim yang khas dengan lesung di pipinya kembali memandang keluar
jendela dan tenggelam dalam lamunannya, beberapa memori tentang Gopyang-gun
mulai berputar di otaknya. Tepat 17 tahun lalu, ketika dirinya memandang dari
kejauhan wajah seorang anak perempuan yang menangis dan memintanya untuk tetap
tinggal.
To
Be Continued
Backsound
: Man in Love - Infinite
PREVIEW
Tak
seperti biasanya, villa mewah yang berada di puncak itu terlihat ramai. Beberapa
orang terlihat sibuk mengatur posisi kamera, sedangkan beberapa lainnya
disibukkan dengan penataan lighting serta kabel-kabel panjang yang
saling terhubung satu dengan lainnya. Di antara aktivitas, itu empat orang
namja yang tengah dirias wajahnya terlihat serius membaca lembaran kertas di
tangan mereka.
~
“Nervous,
itu hal biasa Na Young ah. Semua manusia pasti pernah merasakannya. Tetaplah menjadi
es sampai dia mendapatkan palu pemecahnya.”
~
“Samchoen”
“Ooo,
Na Young, akhirnya kau datang. Ini pertemuan pertama bukan? Jadi aku harus
mengenalkanmu dulu”
~
“Myong
so-ah, kau datang di saat yang tepat. Ini waktunya aku ingin melihat dirimu
menujukkan caramu memegang globe KMY.”
“Apa
maksudnya, appa?”
~
“Dia
hanya berpura-pura atau hanya ingin bermain-main dengan kita?”
“Apa
dia seorang stalker? Secret stalker?”
“Tidak-tidak,
aku yakin sebelumnya dia sudah tahu siapa kita.”
~
“Jadi
benar kau adalah Shin.. Na.. Young”
“Kau
tahu namaku?”
Bagaimana
story-nya chingu? Gaje kah? hehe.. mungkin ini karena efek tak lama menulis.
Siapa
sebenanya Shin Na Young? Ok, author memang tidak langsung membahas profil main
castnya secara langsung namun secara bertahap. Chingu hanya perlu mengikuti alur
ceritanya saja, ok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar