THE SHEET OF GOOSE DREAM
By Shin Eun So / Nugichan (WP)
Wanna One’s Lee Daehwi, Wanna
One’s Bae Jin Yong | Hurt / Comfort, Friendship | General | Ficlet
Juga di post di https://wannaoneffindo.wordpress.com/
Lampu sorot telah menyala, mengarah
pada sosok yang saat ini tengah berdiri di panggung. Sudut-sudut bibirnya tak
henti terangkat, walau ia sendiri tak bisa memungkiri getaran hebat di kakinya
“Lee Daehwi-si, apa anda sudah
siap?” terdengar suara dari ujung panggung.
Daewhi mengangguk mantap kemudian menatap
layar lebar di depannya, berharap kali ini ia mendapat lagu yang tak begitu
sulit.
“Stop.” Ucapan Daehwi menghentikan putaran
roulete pada layar besar yang kemudian menampilkan sebuah judul lagu.
“Baiklah, kau akan menyanyikan lagu Goose
Dream.”
Alunan nada intro pun mulai
terdengar. Daehwi menarik nafas dalam. Empat baris lirik pertama mampu ia
nyanyikan dengan nada sempurna dan penuh penghayatan, hingga indra pendengarnya menangkap suara yang
menyahut dari sebelah kiri panggung. Membuat tubuhnya menegang dan suara di
tenggorokannya terasa tercekat. Bagaimana bisa sosok itu kembali?
6 years ago
Daehwi berlari menelusuri lorong sekolah, hingga
langkah kakinya tiba di bibir pintu sebuah ruang kelas, bola matanya menelusuri
seisi kelas hingga menemukan sosok yang dicarinya tengah sibuk mencatat
sesuatu.
“Jinyoung, dua menit lagi.”
Pria yang dipanggil Jinyoung itu melihat
ke arah pintu, ia tersenyum dan mengangguk, menutup bukunya dan segera berlari
menyusul Daehwi yang berada lebih dulu di depannya.
“Kalian terlambat 40 detik, cepat ambil
posisi, kalian akan tampil setelah penampilan drama.”
Daehwi dan Jinyoung mengangguk patuh
kemudian berjalan ke sisi panggung untuk mengambil sheet lagu mereka.
“Dua minggu lagi, entah kenapa aku semakin
gugup.” Ucap Daehwi, sambil membayangkan dirinya dan Jinyoung berdiri di atas
panggung pentas seni akhir tahun, sebuah pentas bergengsi karena melibatkan
seluruh sekolah di Kota Seoul dan tentunya hanya siswa-siswa pilihan yang dapat
tampil di sana.
“Lagu goose dream adalah lagu
yang berisi mimpi-harapan-dan perjuangan. Salah satu mimpiku adalah menyanyi di
atas panggung besar dan disaksikan ribuan mata, dan hal itu sebentar lagi akan
terwujud.” Jinyoung berkata dengan antusias.
Semangat Jinyoung mampu mengurangi
sedikit beban kegugupan Daehwi. Dari lubuk hatinya ia menaruh harapan besar
pada sahabatnya itu.
~
“Maaf aku tidak bisa latihan hari
ini karena harus membantu ibuku, dia sedang sakit.”
Daehwi mengangguk dan tersenyum “Tak
apa Jinyoung-a, semoga ibumu cepat sembuh.”
Daehwi dapat memahami bagaimana
kondisi sahabatnya Jinyoung sebagai anak sulung yang harus membantu ibunya yang
seorang single parents. Tiga hari, empat hari, hingga enam hari, Jinyoung
selalu berpamitan pulang lebih dulu karena alasan ibunya yang sakit. Melihat
absensinya Jinyoung membuat pelatih Yoon berniat menggantinya. Namun Daewhi
tetap bersikeras untuk mempertahankan sahabatnya untuk tetap tampil di pentas,
bahkan ia berbohong mengatakan bahwa ia dan Jinyoung masih sempat melakukan
latihan di luar sekolah.
Hingga satu minggu berlalu dan Daehwi memutuskan untuk mengunjungi ibu Jinyoung.
“Aku hanya demam dan izin bekerja
selama dua hari, sekarang keadaanku sudah membaik.”
Daehwi begitu terkejut mendengar
pengakuan ibu Jinyoung, membuat sebuah pertanyaan besar di kapalanya. Jadi
kemana Jinyoung selama ini?
Akhirnya sepulang sekolah tanpa
sepengetahuan Jinyoung, ia memata-matai dari kejauhan. Satu hal kembali menjadi
kejutan bagi Daehwi saat melihat Jinyoung tengah bersama seorang gadis yang ia
tahu bukan salah satu siswa di sekolahnya. Jinyoung telah berubah. Daehwi
mengepalkan tangannya, ia menghela nafas kecewa.
~
Pelatih Yoon begitu terkejut dengan
keputusan tiba-tiba dari Daehwi.
“Kau benar-benar ingin membatalkan
penampilanmu?”
“Ya, Ayah sudah mulai bekerja lusa
jadi kami harus pindah secepatnya. Lagipula hampir dua minggu kami tidak
latihan, walaupun harus tampil aku yakin hasilnya pasti mengecewakan.”
Pelatih Yoon hanya bisa menghela
nafas, ia sudah mendengar alasan kenapa Jinyong tak lagi ikut latihan dan
kekecewaan Daehwi atas dirinya.
“Baiklah, semoga kau baik-baik saja
di Amerika.”
Daehwi menunduk pamit dan berjalan
keluar aula. Saat langkahnya hampir mencapai pintu gerbang sekolah, ia kembali
membalikkan badan, menatap para siswa yang tengah berlalu lalang, sibuk untuk
persiapan pentas malam besok. Entah kenapa saat itu ia berharap melihat
seseorang mengejarnya dan menahan langkahnya untuk tetap tinggal.
~
Kilasan kejadian enam tahun lalu
membuat dada Daehwi terasa sesak, ia bahkan tidak mampu lagi mengontrol nada
lagu yang dibawakannya, semua karena suara yang saat ini mengiringi
nyanyiannya. Suara yang sangat ia kenali.
Daehwi masih bernyanyi.
Hingga tirai dari sisi panggung terbuka.
Hal yang pertama di lihatnya
adalah wajah pria itu, Bae Jinyoung dengan sorot mata yang masih sama.
Daehwi sempat tercekat ketika
melihat sosok yang pernah ia panggil dengan sahabat itu duduk di atas
kursi roda.
Dan Daehwi masih terus bernyanyi,
walau mulai terdengar getaran dari suaranya.
Hingga maniknya kembali menelusuri
sosok Bae Jinyoung yang terlihat kurus dengan kemeja cokelat dan celana hitam
panjang.
Namun Daehwi tak menemukan sepasang sepatu
yang dikenakannya.
Seketika itu juga suara Daehwi menghilang. Ia menutup mulutnya,
mencoba menahan isakan. Detik berikutnya tangisnya pecah, ia bahkan tak dapat
memperhatikan lagi bagaimana penilaian juri pada panggung grand-final
nya itu.
~
Jinyoung terus mengayuh sepedanya
cepat, walau ia tak yakin dapat bertemu
Daehwi. Buliran air mata terus
membasahi wajahnya. Ia sangat sedih sekaligus kecewa, bagaimana bisa Daehwi
pergi tanpa mengatakan apapun padanya.
“Daehwi-a, maafkan aku. Kumohon
kembalilah, ayo kita bernyanyi bersama.” Teriaknya.
Ia bahkan tak memperhatikan sebuah truk yang
melintas cepat dari arah berlawanan.
Dan detik berikutnya tubuhnya terlempar
ketengah jalan. Sorot matanya masih terlihat, ia lantas bergumam tentang janji
unutuk mewujudkan mimpi yang pernah ia ucapakan pada Daehwi, walau ia sendiri
tak tahu kapan. Dan gumaman itu berakhir ketika suara klakson kembali terdengar
dan membuat Jinyoung tak lagi merasakan sakit di kakinya.
FIN
Kok
alurnya jadi gaje gini ya, tema yang seharusnya cheer up - motivated, jadinya malah mellow (lagi) hehe.